Sabtu, 08 Juni 2013

SEGMENTASI PASAR

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pasar terdiri dari banyak pembeli, dan pembeli berbeda dalam banyak hal baik dalam motif, perilaku, maupun kebiasaan pembelian. Perbedaan tersebut menunjukkan bahwa pasar suatu produk tidak homogen, tetapi heterogen. Hal inilah yang mendorong perusahaan melakukan segmentasi pasar. Segmentasi merupakan pengelompokan pembeli dalam suatu pasar yang memiliki kebutuhan dan tingkah laku yang sama.
Untuk itu dalam makalah ini saya akan membahas mengenai manfaat dan kriteria Segmentasi Pasar.


B. TOPIK PEMBAHASAN
1. Segmentasi Pasar
2. Manfaat Segmentasi Pasar
3. Kriteria Segmentasi


C. MAKSUD DAN TUJUAN
Untuk mengetahui hal-hal mengenai Segmentasi Pasar dan untuk memenuhi tugas mata kuliah softskill Kewirausahaan

BAB II
ISI


v SEGMENTASI PASAR
Pasar terdiri dari banyak pembeli, dan pembeli berbeda dalam banyak hal baik dalam motif, perilaku, maupun kebiasaan pembelian. Perbedaan tersebut menunjukkan bahwa pasar suatu produk tidak homogen, tetapi heterogen. Hal inilah yang mendorong perusahaan melakukan segmentasi pasar. Segmentasi merupakan pengelompokan pembeli dalam suatu pasar yang memiliki kebutuhan dan tingkah laku yang sama.
Segmentasi merupakan unsur pertama strategi. Menurut Hermawan Kartajaya dkk (2003) dalam bukunya Rethinking Marketing segmentasi berarti ‘melihat pasar secara kreatif’. Segmentasi merupakan seni mengidentifikasikan serta memanfaatkan peluang-peluang yang muncul di pasar.
Latar belakang pentingnya segmentasi bagi perusahaan disebabkan antara lain karena segmentasi memungkinkan perusahaan lebih terfokus dalam mengalokasi sumber daya. Kedua, segmentasi merupakan basis untuk menentukan komponen-komponen strategi, taktik dan value secara keseluruhan. Segmentasi yang disertai dengan pemilihan target market akan memberikan suatu acuan dan basis bagi penentuan positioning. Ketiga segmentasi merupakan faktor kunci untuk mengalahkan pesaing.




v MANFAAT SEGMENTASI PASAR
Salah satu alasan perusahaan melakukan segmentasi untuk meningkatkan efektivitas strategi pemasaran yang telah disusun, serta lebih terarah dan sumber daya perusahaan dapat digunakan secara efektif dan efisien. Segmentasi yang berorientasi pada peningkatan pemasaran akan memberikan keuntungan bagi pebisnis dan pelanggan, yaitu:
1. Menyediakan keinginan dan kebutuhan pelanggan dengan lebih baik
Produsen dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan pelanggan yang bervariasi dengan menggunakan pola berbeda, insentif dan kegiatan promosi yang bebeda pada setiap segmen yang dituju. Contohnya perusahaan Telkom dalam produknya Speedy, yang mengelompokkan konsumennya kedalam kelompok pribadi, bisnis kecil, bisnis besar, dan organisasi pemerintah atau kemasyarakatan dan bukan berdasarkan pada lini produk yang dihasilkan. Hal tersebut terbukti mampu memberikan pelayanan dan ketersediaan produk yang lebih baik.
2. Meningkatkan pendapatan
Lebih sulit bagi produsen untuk menaikkan harga pada seluruh pasar. Kecuali jika produsen mengelompokkan segmen premium yang akan menerima harga yang lebih mahal. Dengan segmentasi perusahaan mengetahui pasar mana yang berpotensi dapat meningkatkan pendapatannya lebih besar.
3. Peluang untuk tumbuh
Dengan segmentasi pasar organisasi dapat menciptakan ‘niche product’ yang akan menarik konsumen lain untuk mencoba dan kemudian membeli produk tersebut.


v KRITERIA SEGMENTASI
Variabel-variabel utama yang biasa digunakan untuk mensegmentasikan pasar konsumen dengan memperhatikan faktor karakteristik konsumen yaitu letak geografi, demografi, dan psikografi. Segmentasi geografis membagi-bagi pasar ke dalam unit-unit geografis seperti wilayah, kota, desa dan iklim. Misal sepatu ski dipasarkan pada wilayah tertentu dan tidak akan dijual di wilayah tropis yang hanya mempunyai 2 musim saja.
Segmentasi demografis memisahkan pasar ke dalam kelompok-kelompok yang didasarkan pada variael umur, jenis kelamin, status, pendapatan, pekerjaan, pendidikan agama, kewarganegaraan dan kelompok umur. Misal pemasar perlu memperhatikan faktor demografi pribadi dengan kriteria umur dan jenis kelamin untuk memasarkan produk baju dan sepatu. Ukuran, corak ataupun desain baju dan sepatu untuk anak-anak tentu berbeda dengan yang diperuntukkan untuk dewasa. Contoh lain dari segmentasi demografis ini antara lain produsen susu formula yang membeda-bedakan produk berdasar usia antara lain susu untuk usia di bawah 1 th, 1-3 th, dan diatas 3 th.
Segmentasi psikografi membagi-bagi konsumen ke dalam kelompok-kelompok yang didasarkan menurut status sosial, gaya hidup dan kepribadian. Misal produsen mobil yang mendesain mobil berdasarkan pada faktor gaya hidup dan kepribadian konsumen. Produsen mendesain mobil sport untuk konsumen bergaya sportif, mobil sedan lux untuk yang menginginkan kesan ekslusif dan mengutamakan kenyamanan.
Demikian juga untuk produk rokok, produsen mengembangkan merek-merek rokok bagi “perokok berat”, “perokok biasa”, dan “perokok yang berhati-hati/ringan”. Selain memperhatikan karakteristik konsumen, pasar juga dapat disegmentasikan berdasarkan tangapan konsumen (segmentasi keprilakuan). Sehingga pembeli dipilah-pilah ke dalam variabel kesempatan penggunaan, manfaat yang dicari, status pemakai, tingkat pemakaian, dan sikap konsumen. Contoh dari segmentasi perilaku antara lain produsen pasta gigi yang memperhatikan variabel manfaat yang dicari dalam mensegmentasikan pasarnya. Misal, pasta gigi “Crest” yang menawarkan manfaat perlindungan terhadap gigi berlubang sebagai daya tarik penjualan yang .demikian juga pasta gigi “aquafresh” yang menawarkan 3 manfaat yaitu “perlindungan terhadap gigi berlubang”, “nafas lebih segar”, dan “gigi lebih putih”.


Beberapa Contoh Kasus Segmentasi :
Produsen rokok nasional PT HM. Sampoerna Tbk membidik segmen loyal customer. Untuk membidik segmen tersebut Sampoerna mengkedepankan Dji Sam Soe Master Priece sebagai ujung tombaknya. Salah satunya dengan meluncurkan Dji Sam Soe Gold yang merupakan pengembangan dari produk Dji Sam Soe sebelumnya yang dikenal sebagai King of Kretek dan hadir di masyarakat sejak tahun 1913. Ini merupakan varian ke-7 dari keluarga Dji sam Soe. Namun rokok terbaru ini dibuat dalam bentuk fisik silinder dan dibungkus dalam kemasan dengan bukaan flavor seal guna menjaga cita rasa dan kesegaran aroma, serta memperlihatkan kesan modern dan dinamis. Segmentasi pasar yang dituju, yaitu menyasar perokok antara usia 24 tahun dan 35 tahun. Inovasi ini sebagai upaya mempertahankan posisi kami sebagai pemimpin pasar SKT bagi perokok dewasa
Sensodyne : variant dikhususkan pada satu jenis masalah gigi, yaitu gigi sensitif. dipasarkan kalangan menengah ke atas (menilik dari harganya yang lumayan merogoh kocek).
Varian terbaru Yamaha Mio menyasar pengguna wanita yang semakin banyak menggunakan jenis motor skuter otomatis (skutis). Peluang ini dilihat YMKI untuk mendekatkan produk skutis andalannya kepada kamu hawa. Segmen ini dikhusukan untuk kaum wanita.
Marlboro Black Menthol hadir sebagai bentuk inovasi dari PT Philip Morris Indonesia bagi para perokok muda dewasa khususnya penggemar rokok menthol di Indonesia. Dengan kualitas rokok putih kelas dunia, Marlboro Black Menthol menawarkan pengalaman merokok dengan rasa menthol yang kuat bagi mereka yang menginginkan sensasi menthol yang berbeda dengan tampilan kemasan yang memberi kesan maskulin dan premium.


BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Untuk itu sebisa mungkin kita harus dapat memanfaatkan peluang-peluang usaha yang ada dalam segmentasi pasar.


DAFTAR PUSTAKA
http://rifqiamriputri.blogspot.com/2013/06/segmentasi-pasar.html

http://marlinari.blogspot.com/2013/06/segmentasi-pasar.html
http://massofa.wordpress.com/2009/03/03/segmentasi-pasar/
http://dejunaedi.blogspot.com/2012/10/segmentasi-pasar.html

KEUANGAN USAHA KECIL

Kebanyakan entrepreneur lebih tertarik pada ide-ide bisnis mereka dan menganggap manajemen keuangan adalah hal yang akan berjalan dengan sendirinya. Mereka berpikir jika bisnis bagus, keuangan juga akan sama bagusnya. Jika usaha untung, maka uang akan mengalir begitu saja.
Anggapan tersebut ada benarnya, namun dapat menyesatkan. Memang benar, sumber kas usaha adalah penjualan dan keuntungan. Namun bisnis tidak sekedar bagaimana menghasilkan uang, melainkan juga bagaimana membelanjakan dan mengendalikannya.
Manajemen keuangan bukan sekedar bagaimana memanajemen uang kas. Tapi lebih dari itu, manajemen keuangan adalah bagaimana anda mengelola kekayaan untuk menghasilkan keuntungan dan memanfaatkan sumber-sumber modal untuk membiayai usaha. Meski sederhana, pengusaha kecil dan menengah pun perlu menerapkan prinsip-prinsip manajemen keuangan. Berikut beberapa dasar manajemen keuangan bagi UKM.


1. Pisahkan uang pribadi dan usaha.
Kesalahan paling umum yang dilakukan pengusaha UKM dalam mengelola keuangan adalah mencampur uang usaha dengan uang pribadi. Mungkin karena usaha masih kecil, anda berpikir tidak masalah jika mencampur uang usaha dengan uang pribadi. Namun yang kebanyakan terjadi, anda sulit membedakan pengeluaran pribadi dan usaha. Walhasil, keperluan pribadi sedikit demi sedikit menggerogoti saldo uang usaha. Pisahkan uang secara fisik. Jika perlu siapkan dua kotak atau amplop atau dompet penyimpanan uang yang berbeda. Lebih baik lagi, jika anda menggunakan jasa perbankan. Buka rekening yang khusus digunakan untuk bisnis. Dan yang paling penting, bersikaplah disiplin dalam menerapkan pemisahan ini.
2. Rencanakan penggunaan uang.
Bahkan saat anda memiliki modal lebih banyak dari yang anda kira, anda tetap harus merencanakan penggunaan uang anda sebaik mungkin. Jangan hambur-hamburkan uang meski saldo kas anda tampaknya berlebihan. Tanpa perencanaan yang matang, segera saja anda akan menemukan diri anda dalam keadaan kekurangan dana. Sesuaikan rencana pengeluaran dengan target-target penjualan dan penerimaan kas. Urungkan rencana-rencana belanja modal jika tidak memberikan manfaat dalam meningkatkan penjualan atau menurunkan biaya-biaya. Lakukan analisa “cost and benefit” atau “untung rugi” untuk meyakinkan bahwa penggunaan uang anda tidak bakal sia-sia dan memberikan return yang menguntungkan.


3. Buat buku catatan keuangan.
Bisnis tidak cukup dikelola berdasarkan ingatan, melainkan dengan catatan yang lengkap. Minimal anda wajib memiliki buku kas yang mencatat keluar masuknya uang. Lalu cocokkan setiap hari saldo uang dengan catatan anda. Ini untuk mengontrol lalu lintas uang dan memastikan tidak ada uang yang terselip. Selanjutnya tingkatkan kemampuan administrasi anda untuk mencatat penjualan dan biaya-biaya. Tidak kalah penting, anda juga harus mencatat saldo-saldo hutang piutang, persediaan dan aset-aset tetap anda. Jika mampu, gunakan sistem komputer untuk memudahkan proses pencatatan. Dan alangkah lebih baik lagi jika anda bisa menerapkan sistem akuntansi yang memadai.




4. Hitung keuntungan dengan benar.
Tugas anda sebagai pengusaha adalah menghasilkan keuntungan, namun tahukah anda berapa keuntungan yang telah anda dapatkan? Menghitung keuntungan dengan tepat sama pentingnya dengan menghasilkan keuntungan itu sendiri. Bagian yang paling kritikal dalam menghitung keuntungan adalah menghitung biaya-biaya. Sebagian besar biaya bisa diketahui karena melibatkan pembayaran uang tunai. Sebagian yang lain tidak berupa uang kas, seperti penyusutan dan amortisasi. Sebagian lagi belum terjadi namun perlu dicadangkan untuk dikeluarkan di masa mendatang, seperti pajak dan bunga pinjaman.


5. Putar arus kas lebih cepat.
Jangan hanya berpusat pada keuntungan. Manajemen keuangan meliputi juga bagaimana anda mengelola hutang, piutang dan persediaan barang dagangan. Banyak usaha mengalami kesulitan kas meski catatan akuntansi mereka menunjukkan angka berwarna biru. Perhatikan bagaimana anda memutar kas. Putaran kas anda melambat jika termin penjualan kredit anda lebih lama ketimbang kulakannya, atau jika anda harus menyimpan persediaan barang dagangan. Anda harus mengusahakan termin penjualan kredit sama dengan pembelian kredit anda. Anda juga harus mampu menekan tingkat persediaan sedemikian rupa agar tetap dapat memenuhi order namun tanpa membebani keuangan.

6. Awasi harta, hutang dan modal.
Secara berkala, anda perlu memeriksa persediaan di gudang dan memastikan semuanya dalam keadaan lengkap dan baik. Namun sebelum anda bisa melakukan itu, anda perlu mempunyai administrasi yang memadai untuk mengontrol semua itu. Hal yang sama perlu anda lakukan terhadap piutang-piutang kepada pembeli dan tagihan-tagihan dari suplier. Anda tidak mau ada tagihan yang macet atau kedobelan membayar kepada suplier gara-gara catatan anda berantakan. Jika anda tidak mampu melakukan semua itu sendiri, anda dapat mempekerjakan bagian keuangan dan menetapkan prosedur keuangan yang cukup untuk memastikan bahwa harta kekayaan usaha anda selalu terjaga dengan baik.
7. Sisihkan keuntungan untuk pengembangan usaha.
Anda berhak untuk menikmati keuntungan dari bisnis anda, namun itu bukan berarti anda boleh menghabiskannya begitu saja. Anda tetap harus menyisihkan sebagian keuntungan untuk pengembangan usaha. Salah satu tugas penting manajemen keuangan adalah menjaga kelangsungan hidup bisnis dengan mendorong dan mengarahkan investasi ke bidang-bidang yang menguntungkan.
Semakin besar dan luas bidang usaha, semakin kompleks pengelolaan keuangan suatu usaha. Ketika usaha anda melibatkan kreditor dan investor, maka semakin tinggi tuntutan untuk mempunyai sistem pencatatan keuangan yang baik. Keberhasilan bisnis anda tidak hanya ditentukan oleh kemampuan anda menjual, melainkan juga mengatur keuangan. Semoga tujuh tips dasar manajemen keuangan sederhana ini bermanfaat dan dapat anda terapkan untuk membantu bisnis anda.

Bagi anda yang baru memulai usaha atau mempunyai usaha kecil tentu saja anda harus mampu untuk mengatur keuangan dengan baik. Salah satu kesalahan yang sering dilakukan oleh pengusaha yang baru memulai adalah tidak mampu untuk mengatur keuangannya dengan baik walaupun sebenarnya produknya laku, yang akhirnya berujung pada kebangkrutan usaha. Berikut ini adalah tips mengatur keuangan usaha kecil anda:

Memisahkan keuangan usaha dan pribadi
Gunakan dompet yang berbeda atau rekening bank yang berbeda. Jangan memakai uang usaha untuk kebutuhan pribadi, dan jika di tengah jalan memerlukan tambahan modal dari dana pribadi maka dianggap sebagai pinjaman yang harus dikembalikan.
Membayar diri sendiri (Reward Yourself)
Bayarlah diri anda jika usaha sudah mulai menguntungkan. Membayar diri sendiri secara periodik (per bulan/per 3 bulan) bisa dengan gaji bernominal tetap atau dalam persentase keuntungan bersih.
Pencatatan Keuangan yang rapih
Gunakan software yang sederhana di komputer misalnya MS Excel atau software sejenisnya. Buat ringkasan laporan keuangan tiap bulan yang ditujukan kepada diri sendiri dan pemilik modal. Isinya semisal pemasukan, pengeluaran, pembelian, penjualan, gross profit, net profit, dan lain-lain.
Membuat proyeksi Arus Kas
Hitung kebutuhan dana awal lalu buat proyeksi arus kas (pengeluaran dan pemasukan) untuk memastikan modal yang dimiliki cukup untuk menjalankan usaha setahun ke depan bahkan bisa memperkirakan berapa lama modal bisa kembali. Ada banyak contoh perhitungan yang bisa dipakai, Anda bisa mencarinya di toko buku atau inter
Akses Keuangan yang Lebih Baik bagi Usaha Mikro dan Kecil Indonesia


Lembaga Keuangan Mikro (LKM) di Indonesia memiliki potensi yang besar dalam menciptakan lapangan kerja dan mengurangi kemiskinan dengan memberikan akses terhadap berbagai layanan keuangan. Sektor ini terus berkembang dan diharapkan dapat menjangkau lebih banyak lagi masyarakat di daerah kota dan pedesaan melalui produk-produk keuangan mikro mereka.


Dengan jumlahnya yang sangat banyak dan tantangan ganda yang dihadapi yaitu pertumbuhan (growth) dan berkelanjutan (sustainability), maka LKM harus mampu meningkatkan kinerja sehingga dapat memberikan akses yang lebih baik dan lebih besar kepada para pekerja mandiri, industri rumahan dan usaha mikro dan kecil pada umumnya.


Guna terus memperkuat peran lembaga keuangan dalam mendukung perkembangan usaha mikro dan kecil, Organisasi Perburuhan Internasional (International Labour Organization/ILO) dan Bank Indonesia (BI) menyelenggarakan seminar dua hari bertajuk “Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah melalui Keuangan Inklusif yang Bertanggungjawab dan Berkelanjutan” pada Senin – Selasa, 6-7 Mei 2013 di Jakarta.


Seminar ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran para pemangku kepentingan dan pembuat kebijakan nasional mengenai pentingnya program keuangan inklusif, pengukuran kinerja sosial dan dampak sosial dari layanan keuangan. Seminar ini diselenggarakan oleh ILO dan Bank Indonesia melalui Proyek Mempromosikan Usaha Mikro dan Kecil melalui Peningkatan Akses Pengusaha ke Layanan Keuangan (PROMISE IMPACT).


Sementara itu, Bank Indonesia melalui program keuangan inklusif akan memperkuat enam pilar dalam strategi nasional keuangan inklusif (SNKI) yaitu edukasi keuangan dalam rangka peningkatan kemampuan mengelola keuangan termasuk mengenal risiko, penyediaan fasilitas keuangan bagi publik dari program pemerintah, pemetaan informasi keuangan, penyusunan kebijakan dan peraturan pendukung, peningkatan intermediasi dan sarana distribusi serta perlindungan konsumen. Terkait UMKM, arah kebijakan Bank Indonesia dalam pengembangan UMKM bertujuan untuk menjembatani kesenjangan informasi (asymmetric information) antara UMKM dengan perbankan, sebagai bagian dari program keuangan inklusif kepada UMKM.


Temuan-temuan kunci dari studi terbaru Bank Indonesia dan ILO mengenai kajian dampak pelatihan pendidikan keuangan terhadap kesejahteraan para klien BPR di tingkat usaha dan rumah tangga turut dipaparkan. Studi ini dilakukan selama dua tahun dari Januari 2011 hingga April 2013, disasarkan kepada pengusaha mikro dan kecil yang memiliki masalah terlilit hutang. Studi memperlihatkan bahwa pendidikan keuangan, sebagai bagian dari layanan LKM, membantu para klien yang mempunyai masalah dalam berhutang menjadi lebih mapan melalui manajemen keuangan yang baik, pengeluaran yang terencana dan memisahkan antara keuangan usaha dan rumah tangga serta mencatat pendapatan dan pengeluaran.

http://rifqiamriputri.blogspot.com/2013/06/keuangan-usaha-kecil.html
http://tyningdiah.blogspot.com/2013/06/keuangan-usaha-kecil.html
http://novemberscr.blogspot.com/2013/06/keuangan-usaha-kecil.html

PROPOSAL BISNIS

PROPOSAL USAHA KECIL

BISNIS AYAM BAKAR


Usaha Kecil Menengah dalam pengembangnya diperlukan Studi Kelayakan Proyek walau dalam skala kecil dan sederhana,hal ini dilakukan untuk menghindari keterlanjuran penanaman Modal yang ternyata tidak menguntungkan (Suad Hasan,Suwarsono Muhammad,”Studi Kelayakan Proyek”,UPP AMP YKPN).

Disamping Studi Kelayakan juga tak kalah penting adalah Riset Pemasaran hal ini dilakukan agar UKM tersebut dapat terbantu untuk mengetahui Keinginan,Kebutuhan sekaligus Kepuasan Konsumen (Nugroho J Setiadi ,”Perilaku Konsumen” Penerbit Prenada Media).

Beberapa Aspek dalam Riset Pemasaran antara lain adalah Riset Harus memperhatikan masalah Budaya setempat,Sosial ekonomi,Pribadi dan Juga Aspek Psikologis dari Konsumen.
Dengan memperhatikan Studi kelayakan Proyek dan Riset Pemasaranya maka kita dapat menentukan jenis usaha apa atau produk apa yang akan kita kerjakan, dengan demikian resiko kegagalan dapat ditekan seminimal mungkin.


Bab 1
Pendahuluan


1.1. Visi dan Misi
Dalam rangka meningkatkan pendapatan Keluarga pada saat krisis ekonomi yang berkepanjangan seperti saat ini diperlukan usaha usaha yang bersifat Agresif,Kreatif, Penuh perhitungan dan Berorientasi Pasar.

Usaha tersebut juga diharapkan mampu memberikan peluang kerja bagi tenaga kerja potensial yang saat ini jumlahnya sangat melimpah baik,itu angkatan kerja baru maupun angkatan kerja yang oleh karena kondisi perekonomian Makro terpaksa harus menganggur akibat tidak adanya kesempatan bekerja atau terkena PHK.

Dengan demikian tujuan dari pengembangan Proyek itu sendiri ada dua yaitu dari Aspek Ekonomi dan dari Aspek Sosial,Aspek Ekonomi adalah untuk meningkatkan pendapatan sementara Aspek sosial adalah untuk membantu Masyarakat dalam mengatasi Pengangguran.


1.2. Budaya dan Studi Kelayakan Proyek

Dari Pengamatan Langsung dan dari data jumlah Mobil /Sepeda Motor yang melakukan Parkir di Rumah Makan Ayam Bakar yang sudah Cukup terkenal dimana rata rata pengunjung setiap hari mencapai lebih dari 100 orang maka dapat diambil kesimpulan sementara bahwa Ayam Bakar cukup laris dan memasyarakat serta dari segi Ekonomi layak untuk dijadikan Produk yang akan dipasarkan.

Dengan mengambil Asumsi bahwa kalau Proyek Ayam Goreng ini berjalan dimana pada tahap awal dapat menjual perhari adalah rata rata 20 Ekor ayam maka Omset yang diharapkan adalah Rp 900.000,-/hari.

Omset tersebut dihitung atas dasar harga Ayam adalah Rp 43.000,- jauh lebih rendah dibandingkan dengan Produk sejenis dari ayam goreng yang sudah terkenal dengan harapan kita mampu menjadi pilihan yang pertama karena dari sisi harga sudah pasti menang.

Keuntungan yang akan diperoleh per ekor dimana Faktor biaya dihitung sbb :

1.Harga Ayam Hidup : Rp.25.000,- /Ekor
2.Biaya Bumbu dll : Rp. 10.000,- /Ekor
3.Biaya Tenaga Kerja : Rp. 2.000,- /Ekor
4.Biaya distribusi : Rp. 2.000,- /Ekor

Total Biaya : Rp.39.000,- /Ekor

Keuntungan bersih diperoleh dari harga jual sebesar Rp 43.000,- dikurangi Total biaya sebesar Rp 39.000,- dengan demikian didapat Rp.4.000,- /Ekor Ayam.

Dengan demikian Ekspetasi Return on equity yang akan diperoleh adalah sebesar 15% dihitung dari perbandingan keuntungan dan Modal yang dikeluarkan.


1.3. Usulan Proyek

Dari Studi Kelayakan Proyek yang telah dilakukan dimana Ekspetasi return on equity diharapakan adalah 15 % maka kiranya Proyek Ayam Bakar ini layak untuk dipertimbangkan.

Faktor lain yang juga mendukung layaknya usulan proyek ini adalah ketersediaan bahan baku ayam kampung yang cukup melimpah sehingga ada jaminan terhadap supply stock bahan baku dan kelangsungan dari usaha ini akan terjamin.

Mudahnya membuat Ayam Bakar serta tidak perlu memakai resep yang sulit juga hal yang perlu dipertimbangkan untuk mewujudkan Produk ini.


Bab 2
Pengembangan Produk

2.1. Konsep Produk

Seperti telah diketahui bersama ada beberapa jenis masakan Ayam Bakar beberapa diantaranya adalah Ayam Bakar Madu, Ayam Bakar Pedas Manis, Ayam Bakar Bumbu Padang, Ayam Bakar Bumbu Kuning dan banyak lainnya

Sedangkan Ayam Bakar yang akan dipasarkan adalah Jenis Ayam Bakar Madu,hal ini mengingat animo yang sangat besar terhadap jenis Ayam Bakar Madu.

Konsep Produk yang kita tawarkan sebenarnya tidak jauh berbeda dari Konsep yang telah ditawarkan oleh mereka yang memasarkan lebih dulu.
Dengan rasa yang Khas,Gurih,Renyah ,tulangnya lunak dan terkesan elegan apabila membeli Ayam Bakar ini maka dapat dikatakan Ayam Bakar Produk kita adalah produk Mitu dari Produk sejenis yang ada di pasar.

2.2. Pengembangan Produk

Pengembangan produk kedepan untuk produk ayam goreng ini agak sulit mengingat bahwa Model atau jenis dari masakan Ayam Bakar memiliki karakteristik tersendiri,pasar tersendiri dan langganan atau customer tersendiri pula.
Kemungkinan yang dapat dikembangkan adalah cara penyajian ataupun cara pendistribusian ke langganan.

Jenis Ayam Bakar mungkin menjadi pilihan apabila diperlukan pengembangan terhadap Produk Ayam Bakar mengingat sama sama menggunakan bumbu dan mudah dalam Proses membuatnya.

2.3. Uji Produk

Setelah kita mampu membuat produk Ayam Bakar, maka produk ini perlu di uji coba ke para calon pelanggan untuk mengetahui kekurangannya.

Uji Coba ini meliputi Taste atau rasa, kekenyalannya, kering dan tidaknya,serta yang tidak kalah penting adalah Higienesnya.

Diperlukan minimal 15 Orang yang berbeda dari tingkat umur,Pekerjaan ,tingkat pendidikan serta jenis kelaminnya.

Dengan demikian kita dapat mengukur kira kira Produk ayam goreng seperti apa yang mereka inginkan.


2.4. Persiapan Produksi

Setelah kita mengetahui keinginan konsumen konsumen seperti apa maka tahap selanjutnya adalah persiapan produksi.

Persiapan Produksi akan meliputi beberapa Aspek,yang paling utama adalah persiapan Sumber Daya Manusia, Bahan Baku utama, Bahan baku tambahan, Alat Pengolah, Tempat Produksi,serta yang tak kalah penting adalah Sumber Pendanaan.

Sumber Daya Manusia dalam Aspek Produksi sangat penting perannya mengingat produk Ayam Bakar ini sebagian besar atau bahkan seluruhnya dikerjakan secara manual,untuk itu tenaga yang terampil dalam mengolah Ayam Bakar mutlak diperlukan.

Ketersediaan Bahan Baku utama yaitu ayam kampung mesti terjaga stock dan jumlahnya sebab kelangsungan Produksi akan terjaga dengan terjaganya stock yang cukup,mengenai bahan baku tambahan berupa bumbu bumbu dan alat pengolah Ayam Bakar Walaupun kontribusi terhadap proses produksi relative kecil namun keberadaannya mutlak diperlukan.

Yang tak kalah penting adalah sumber pendanaan dari Proyek Ayam Bakar ini,sumber ini dapat diperoleh dari berbagai macam sumber bias dari kredit Bank atau dari simpanan pribadi.

Mengingat Jumlah Dana yang diperlukan tidak terlalu besar maka sebaiknya sumber pendanaan akan lebih baik dari Pribadi,modal yang diperlukan dengan perkiraan Omset per hari adalah Rp.450.000,- adalah sekitar Rp.5.000.000,-

Namun apabila dirasa kurang dapat mengajukan permohonan kredit Bank dimana saat ini Bank Berlomba lomba memberikan Kredit tanpa agunan untuk skala kecil menengah.



http://rifqiamriputri.blogspot.com/2013/06/proposal-bisnis.html
http://neriachairunnisa.blogspot.com/2013/06/proposal-bisnis.html